RINDUKAN DIRIMU
(NURUL MUSTIKA)
“sekarang aku sudah menjadi siswi di SMA PASURUAN” ucap
seorang gadis cantik sambil melihat surat pemberitahuan dari sekolah. Rasanya
biasa aja membaca surat itu, karena yang dia mau sekarang kembali ke Jakarta
dan ketemu semua orang yang dia sayangi dan menyayanginya disana. Apalagi Rahman,
dia sangat merindukan sosok lelaki idamannya itu. Merindukan canda tawanya,
merindukan kekonyolannya, merindukan semua tentang dirinya. Tapi apa daya, dia
hanyalah seorang anak yang selalu berusaha menjadi kebanggaan kedua orang tua
dan berusaha untuk selalu membuat mereka tersenyum. “aaaaa, ingin sekali
rasanya cepat libur akhir semester, akan ku tinggalkan kota bandung ini dan
pergi ke Jakarta untuk menemui mereka semua.” ungkap gadis mungil yang dipaggil
akrab Aura itu.
***
Hari ini Aura terbangun dipagi hari. Terdengar
kicauan burung yang mulai bernyanyi, itu menandakan buana baru membuka hari.
Terlihat embun mulai memudar menyongsong datangnya sang fazar. “sungguh asri
kota kembang ini. Aku merasa, kerinduan organku kepada oksigen yang segar mulai
terobati.” Ucapku sambil membuka pintu balkon depan ruangan yang sudah menjadi
hak milikku, lebih tepatnya kamarku.
Ttokk… tookkk… took…. “Tasya Aura Fadillaaahhh..
kamu sudah bangun nak?” suara lembut itu membangunkannya dari lamunan, “iya
bun, Aura udah bangun kok.” Sambil setengah berlari menuju pintu kamar dan
membukanya, supaya bunda bisa memastikan sendiri bahwa aura sudah bangun pagi
ini.
“selamat pagi sayang “
“pagi bun”
“Kok belum siap-siap? Masih bau acem lagi,
sekarangkan hari pertama kamu masuk sekolah baru. Kamu lupa yah?”
“gak lupa kok bun, hanya anak bunda satu-satunya ini
lagi malas sekolah. Hahahaha” ucapk Aura dengan nada nenek lampir.
“oh jadi anak bunda lagi males nih? Biar gak males
bundaaaa….. klitikin nih.”
Spontan Aura berlari membawa handuk dan berlindung
didalam benteng perlindungan. “kebiasaan deh bunda, sebeelll…..” celoteh Aura
dari dalam kamar mandi. Tak terdengar suara bunda lagi, mungkin bunda sudah
turun untuk menyiapkan sarapan.
***
“hmm, sudah cantik. Sekolah baru I’m coming.”
Menuruni anak tangga dengan terburu-buru untuk meminta ijin bunda, supaya
selamat sampai tujuan dan dimudahkan dalam menuntut ilmu. Sayang ayah selalu
saja sudah berangkat, tapi Aura tidak pernah marah karena Aura tahu bahwa ayah
sedang berjuang di kantor untuk menafkahi keluarga kecil ini.
“bunda, Aura berangkat yah.” Sambil mengecup tangan
lembut malaikat yang selalu dia panggil bunda.
“sarapan dulu dong sayang.”
“gak bun, aku buru-buru. Lagian gak enak masa
pertama masuk udah kesiangan.”
“yaudah deh, hati-hati yah. Jangan nakal di sekolah
yah..”
“ok, bos. Aura dianter mang gugun aja yah bun.”
“iya iya, jangan jajan sembarangan yah”
“tenang aja bun, aku pandai memilih makanan kok. Dadah
bunda”
“daaahh, hati-hati di jalan sayang”
***
Hari pertama masuk sekolah, Aura mendapatkan teman
akrab, namanya Widia. Dia selalu memanggilnya dengan sebutan Rara, katanya sih
biar beda sama orang lain. Aura diajarkan bahasa sunda, apabila rumah sedang
sepi Aura pasti mengajak Widia untuk menginap dan menemaninya di rumah. Widia selalu cerewet jika Aura males makan,
males ngerjain pr, mainin handphone terus. Dan yang paling Widia suka itu kalau
Aura lagi main gitar, piano, biola, dan alat musik lainnya. Menurut Aura, Widia
adalah sahabat yang paling perfect dalam hidupnya.
***
Tak terasa genap dua tahun kepindahannya dari
Jakarta, Aura merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang sahabat. Sahabat
yang selalu ada untuknya, sahabat yang selalu memegang pundak Aura dan tidak
pernah melepaskannya ketika Aura merasa lelah untuk berjuang menjalani hidup
ini, Widia juga yang mengajari Aura arti sahabat yang lebih dari sekedar
materi. Aura banyak belajar arti hidup dengan sahabatnya itu. Tapi akhir-akhir
ini dia sering tidak sekolah bilangnya sih izin, acara keluarga, neneknya
sakit, dll. Sebagai sahabat yang baik, Aura selalu mengerti dengan keadaannya.
Seperti hari-hari kemarin Aura berangkat sekolah
sendiri, tapi hari ini ada suatu hal yang membuat hatinya bahagia. Ternyata
matahari hati Aura hadir didepannya. Widia masuk sekolah pantas saja cuaca
sangat cerah secerah hatinya.
“widiaa, aku kangen banget sama kamu. Kamu kemana
aja sih?” Tanya Aura
“iya Rara, aku kangen kamu juga. Hmm, aku gak
kemana-mana hanya saja ada acara keluarga kemarin.” Jawab Widia. “oh iya ra, aku
mau nunjukkin sesuatu sama kamu. Kamu mau tau gak?” tawar sahabat Aura.
“apa itu? Mau tau dong” jawab Aura
“taraaaa…. Ini adalah formulir pendaftaran ajang
bakat menyanyi, kamu harus ikut yah.”
“hmm, kalau loloskan harus pisah sama kamu. Dan aku
gak mau hal itu terjadi.”
“kamu itu punya bakat ra, dan bakat itu harus
dikembangkan.”
“tapi aku gak mau pisah sama kamu, apalagi setiap
ajang pasti tinggalnya di asrama”
“kan kita masih bisa ketemu ra, bikinlah orang tuamu
bangga dan aku akan semakin bangga jika kamu mengikuti ajang ini.”
“oke. untukmu dan orang tuaku, aku akan mengikuti
ajang ini”
“nah, gitu dong. Besok aku antar yah untuk
audisinya, siapkan lagu yang paling keren buat audisi besok”
“baik bos”
***
Akhirnya Aura alias Tasya Aura Fadillah lolos
seleksi diajang pencarian bakat itu, babak demi babak Aura lewati dan Widia
pasti selalu ada memberikan semangat dan
dukungan untuk sahabat yang paling ia sayangi dan cintai.
Minggu ini
adalah minggu menuju grand final, tapi tidak ada kabar dari Widia. Semangat
Aura mulai menurun, terkadang dia berfikir negative tentang sahabatnya itu “mungkin
Widia melupakanku dan mempunyai teman baru. Tapi apakah widia sekejam itu?
Entahlah hanya tuhan dan widia yang tau.” Keluhnya.
Persahabat
Aura dan Widia mulai merenggang. Ketika aku menghubunginya, dia tidak pernah
merespon atau menghubungi balik. “Aku kangen kebersamaan itu, aku kangen canda
tawanya, aku kangen kecerewetannya, dan aku kangen semua tentangnya.” Celoteh
Aura di kamar asrama ajang pencarian bakat. Aura tidak memperdulikan latihannya
saat ini, yang dia mau hanya bertemu dengan Widia. Tak terasa air mata jatuh
dan berjalan diatas pipi yang lembut, sambil memandangi foto narsis mereka Aura
terus saja menagis sejadi-jadinya.
“hai sobat,
kamu tau gak? Minggu ini aku nyanyiin lagu tentang sahabat. Dan lagu itu aku
nyanyiin buat kamu :’( Wid, sebenarnya kamu kemana sih? Kok kita jadi lost
contact gini? Kenapa kamu gak ngabarin aku? Besok kamu harus nonton yah dan
kamu juga harus mendengarkan lagu yang aku nyanyikan J please red and reply my message J love you J” kata-kata itu yang Aura kirimkan untuk Widia, dia sangat berharap kali ini Widia
membalas pesan yang ia kirimkan.
Dreettt…. Dreetttt.. Dreettt.. getaran dahsyat dari
handphone Aura, betapa senangnya ia tatkala sahabatnya membalas pesan yang Aura
kirimkan.
“hai juga
ra, oh yah kamu kan menyanyikan lagu untukku ? makasih sebelumnya, tapi aku
minta kamu jangan pernah hubungi aku. Dan kamu tahu, sebenarnya aku lelah
menghadapi sikafmu yang kekanak-kanakan. Harusnya kamu sadar ra, kamu itu sudah
besar. Anggap saja kita gak pernah
kenal, anggap saja dua tahun kebelakang itu semuanya adalah mimpi kamu dan aku.
Tetap semangat untuk perform besok, jika yang kamu bilang lagu itu buatku, aku
ingin kamu menampilkan lagu itu harus dengan perfect. Kamu harus berjanji,
jangan pernah hiraukan aku. Aku ingatkan kembali kepadamu JANGAN PERNAH KAMU MENCOBA UNTUK MENGHUBUNGIKU.”
Pesan yang Widia kirimkan membuatAura kaget, kecewa,
menangis, dan merasa tidak mengerti dengan sifat Widia. Dengan penuh tegar,
Aura membalas pesan itu. “maksud kamu apa
Wid? Kalau kamu punya masalah, please cerita. Kalau aku punya salah atau
membuatmu kecewa dan sedih tolong maafin aku dan beri penjelasan tentang semua
ini. Apa dari dulu kamu hanya pura-pura baik sama aku? Aku pasti akan
menampilkan yang terbaik untukkmu, tapi please jawab pesan ini :’( AKU SAYANG KAMU WID, DAN AKU TIDAK AKAN PERNAH
UNTUK BERHENTI MENGHUBUNGIMU SEBELUM KAMU MENJELASAN SEMUA ITU !!! CAMKAN ITU WID”
Aura sangat tidak mengerti dengan sifat Widia
yang mendadak aneh seperti itu. “kenapa disaat aku merasakan indahnya
persahabatan, semuanya berakhir seperti ini? KENAPA TUHAN? KENAPA? Aku mohon
jika persahabatanku dengan Widia adalah mimpi, jangan pernah bangunkan aku dari
mimpi ini. Jika persahabatanku adalah khayalan, please jangan ada orang yang
menggangu lamunanku. Aaaaaaa, kenapa ini tuhan ??? kenapaaaaa????” Aura
menangis sejadi-jadinya, melempar boneka kado ulang tahun yang diberikan Widia
pada sweet seventeen, teriak-teriak seperti orang gila.
Tanpa Aura tahu, Widia sudah mengidap penyakit yang
sangat kronis dari sejak SD, tapi Widia tidak mau melihat sahabat satu-satunya
sedih. Sebenarnya Widia tidak sekolah itu, dia selalu menjalankan kemo
terapinya. Dan pesan yang tadi Widia kirimkan bermaksud untuk membuat Aura
tidak merasa bersedih saat kepergiannya nanti. Sebenarnya Widia ingin sekali
menghadiri dan menyaksikan secara langsung penampilan sahabatnya yang akan
memenangkan ajang pencarian bakat ini. Sayang sekali keinginan widia tidak bisa
terwujud, dia hanya bisa melihat sahabatnya dari televisi.
***
Esok harinya tepat dua jam sebelum acara grand final
dimulai, keluarga Widia menelpon dan memberi tahu Aura bahwa Widia masuk Rumah
Sakit. Jleb.. dada Aura mulai sakit mendengar kabar itu.. brukkk, handphone
yang digenggamnya terjatuh. Walaupun sikap Widia kemarin aneh, tapi Aura tetap
sayang dan care kepada sahabat satu-satunya itu. Cobaan berat yang dihadapi
Aura saat akan tampil membutnya menangis tersedu sedan. Jika dia tidak
mempunyai tanggung jawab ini, ingin sekali dia berlari dan berada disamping
sahabatnya itu. Namun Aura sudah terlanjur janji untuk menampilkan yang terbaik
dan membawa kemenangan ini.
Acara dimulai, Aura adalah peserta penampilan
terakhir. Jadi dia bisa sedikit meredakan tangisannya.
Inilah penampilan peserta terakhir
kita AURAAAAAA dari Bandung ….. (terdengar suara teriakan dari para penggemar
dan tepuk tangan yang sangat meriah dari seluruh audiens)
“Lagu ini saya nyanyikan untuk
sahabat yang paling saya sayangi WIDIA”
Berjanjilah wahai sahabatku..
Bila kau tinggalkan aku, tetaplah tersenyum.
Meski hati sedih dan menangis
Ku ingin kau tetap tabah, menghadapinya
Bila kau harus pergi
Tuk meninggalkan diriku, jangan lupakan aku
Semoga..
Dirimu disana kan baik-baik saja, untuk
selamanya
Disini akukan selau rindukan dirimu
Wahai sahabatku….
Semua juri memberikan standing uploas untuk
penampilan Aura, dan diakhir nyanyiannya Aura spontan mengungkapkan isi hatinya
yang selama ini terpendam.
“halo
Widia, cepat sembuh yah. Jangan pernah tinggalin aku. Aku sayang kamu widia,
dan kamu harus tau bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang mengajariku arti
persahabatan. Aku tidak mau kehilangan orang-orang yang aku sayangi. Pleaseeee
tetap bertahan untukku. Aku selalu membanggakanmu, dan kamupun selalu
menyanjungku, Aku dan kamu darah abadi, demi bermain bersama, kita selalu
menduakan segalanya. Kita tidak pernah memikirkan akhir perjalanan ini, dan aku
mau kamu jangan pernah akhiri perjalanan persahabatan kita. Ingatkah kamu? Kita berbeda untuk saling mengisi segala
kekurangan kita, tiada bukit yang terlalu tinggi untuk kita daki, dan tidak ada
laut yang terlalu dalam untuk diselami, jika kita bersama kita pasti bisa
lewati itu semua. Ingatkah kamu perkataan itu? Itu yang selalu kamu ucapkan
kepadaku saat aku benar-benar terjatuh dan putus asa. Sekarang aku ingatkan
kembali perkataan yang pernah kamu ucapkan tempo dulu. Segala kebaikkan yang
pernah kamu lakukan, tak akan terhapus oleh kepahitan. Widia, tetaplah bertahan
untukku”
***
Keputusaan juri adalah TASYA AURA FADILLAH menjadi
THE WINNER dari ajang pencarian bakat tersebut. Kemenangan itu, Aura
persembahkan untuk sahabat tersayangnya Widia. Tidak lama dari pengumuman
kejuaraan itu, Aura mendapat kabar dari keluarga Widia bahwa sanya Widia pergi
dan tidak akan pernah kembali.
Betapa terpukulnya hati Aura, disaat dia akan
menunjukkan kemenangan yang paling sahabatnya inginkan ternyata sahabat tercintanya
meninggalkan Aura untuk selamaya.
Aura terus menangis di depan nisan sahabatnya itu,
sambil memeluk nisan dan piala yang sangat diinginkan oleh widia untuk
kemenangan Aura. “wid, lihatlah piala ini! Bukankah ini yang kamu inginkan? Ayo
buka matamu dan lihat piala ini. Ini kemengan kita wid. Ayo buka matamuuuuu!!!
Kamu degar akukan? Ayo buka matamu widiaaaa. Jangan pernah tinggalin aku..”
kata widia sambil terus menangis di depan nisan sahabatnya itu.
“kak, ini ada surat dari kak Widia. Dia menulis surat
ini sebelum kepergiannya, dan juga memintaku untuk memberikan surat ini kepada
sahabat yang paling kak Widia sayangi. Oh iya kak, kak Widia banyak cerita
tentang kakak. Dan dia sangat mengagumi kakak, katanya kakak adalah harta yang
paling berharga dalam hidupnya setelah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, Orang Tua.
Dan di kamarnya kak Widia banyak sekali foto-foto kalian berdua. Yaudah kak,
aku harus pulang. Tetap tabah.” Ucap seorang wanita yang umurnya lebih muda
dari Aura, dia adalah Indah sepupunya Widia.
Surat berlatar putih suci dan terdapat lukisan kecil
dari wajah mereka.
Halo Aura, ketika kamu membaca
surat ini mungkin aku sudah tidak ada disampingmu. Tapi percayalah hatiku
selalu ada didalam hatimu. Tetap tersenyum, hadapi dunia ini dengan canda tawa.
Jangan pernah tangisi aku, karena yang aku ingin kamu selalu tersenyum walau dunia
kita sudah berbeda. Kamu pasti menang yang? Soalnya tadi penampilanmu keren
banget, terimakasih Rara lagu yang kamu nyanyikan untukku tadi. Terimakasih,
kamu telah mengabulkan keinginanku untuk menjadi THE WINNER. Aku sangat terharu
dan bangga memiliki sahabat sepertimu. Seperti lagu yang kamu nyanyikan tadi,
aku rubah liriknya yah. Bilaku tinggalkan kamu tetaplah tersenyum. Meski hati
sedih dan menangis, aku ingin kau tetap tabah mengahadapinya. Sekarang aku
tidak bersamamu, tapi aku akan selalu menemani langkahmu, jangan pernah lupakan
aku. Aku titip persahabatan kita, dan aku percayakan persahabatan ini padamu.
Kamu adalah sahabat terbaikku, sahabat sejatiku, sahabat sehidup sematiku, dan
sahabat yang sangat berarti dalam hidup. Aku menyayangi kemarin, sekarang,
besok, dan sampai tuhan mengambil nyawaku. Aku minta maaf dengan sikafku
kemarin, itu semata-mata untuk membuat tidak bersedih saat kepergianku. Tak
pernah aku niati untuk meluakai dan meninggalkanmu sahabatku. Tetap jadi orang
kebanggaanku, keep smile Rara J love youJ
Banyak air ketulusan yang keluar dari mata Rara,
membaca surat itu dia semakin merasa tidak percaya bahwa Widia telah
meninggalkannya. “betapa bodohnya aku tidak menemanimu saat kamu benar-benar
terjatuh. Kamu selalu ada untukku, tapi aku? Aku hanya sahabat yang tidak
pantas kamu banggakan Wid! Aku hanyalah orang bodoh yang tidak menemani
detik-detik terakhir sahabatnya sendiri.
Aaaaaa, bodoh sekali aku!! Kenapa kamu gak jujur sih Wid? Tapi aku berjanji
akan selalu tersenyum untukmu. Seperti kamu bilang bahwa kamu akan selalu
menemani setiap langkahku, dan aku senang itu. Widia kamu adalah warna dalam
hidupku, dan aku bangga mempunyai sahabat berhati malaikat sepertimu. Aku
menyayangimu kemarin, sekarang, besok, dan sampai aku mati. Love you so much.
Kamu terindah dan akan selalu menjadi yang paling terindah J dan nama Rara adalah nama paling indah yang kamu
berikan untukku“
***
Setiap tanggal 8 dimana tanggal itu penuh sejarah.
Tanggal pertama kalinya mereka bertemu. Arti angka 8 bagi mereka adalah angka
yang garisnya tidak akan ada putusnya dan angka 8 adalah angka abadi menurut
keduannya, seperti halnya persahabatan tulus mereka. Aura selalu pergi untuk
nadran kemakam sahabatnya setiap tanggal tersebut dan membawakan bunga mawar
putih kesukaan Widia. Aura juga selalu banyak cerita didepan makam Widia.
“Widia, aku sangat merindukan dirimu” kalimat itu yang selalu Aura ucapkan
setelah menyelesaikan nadrannya.
__TAMAT__
*dilindungi hak cipta :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar